Senin, 19 November 2018

Bura, Pendekar Sakti Bercelurit dari Jember yang Bikin Pening Belanda

Di Desa Jatian, Desa Pakusari K,abupten Jember, Jawa Timur, lahirlah seorang pendekar sekaligus pahlawan kemerdekaan Indonesia. Orang menyebutnya dengan nama P Burah atau Bura, yang terkenal sakti dan kebal terhadap segala bentuk senjata.
Dia lahir di Desa Jatian, Kecamatan Pakusari, sekitar 10 kilometer ke arah timur dari pusat Kota Jember, berbatasan langsung dengan Kecamatan Kalisat dan Mayang. Sebelum ada pemekaran kecamatan, Desa Jatian menjadi bagian dari Kecamatan kalisat.
Pria yang lahir sekitar 45 tahun sebelum Indonesia merdeka ini tumbuh menjadi pemuda yang gagah berani. Kesohor memiliki ilmu kanuragan, kebal senjata tajam, dan senjata api, Bura muda ikut berkiprah berjuang memerdekakan Republik tercinta ini, meski hanya bermodalkan senjata celurit.
Karena keberanian dan wibawanya, pemuda yang tumbuh menjadi pemuda tegap dan gagah ini dipercaya menjadi pimpinan laskar rakyat di wilayah Kecamatan Jember Utara, seperti Kecamatan Mayang, Kecamatan Kalisat, dan Kecamatan Ledokombo.
"Pak Bura sangat terkenal berani, kebal senjata dan memiliki senjata celurit," kata Ustaz Fikri, warga yang tinggal sekitar Monomen Bura Desa Jatian Kecamatan Pakusari, Minggu, 11 November 2018.
Konon, kata Fikri, karena keberanian dan kesaktiannya, dalam masa perjuangan kemerdekaan, Bura sering menghadapi sekelompok musuh hanya seorang diri, dengan senjata celurit yang biasa dibawa ke mana-mana.
Dia tidak mempan ditembak, meski diberondong senjata api, dia tidak mengalami cedera. Ulah Bura ini, sering membuat pusing penjajah kala itu. Dia paling disegani rakyat dan orang paling dicari Belanda di Desa Jatian.
Hal senada disampaikan tokoh masyarakat dan pengasuh pesantren terbesar di Kecamatan Pakusari, KH Muhammad Hafidzi Kholis. Dia menceritakan kesaktian pahlawan asal Jember ini didengar langsung turun-temurun dari sesepuh Desa Jatian, yang menjadi teman seperjuangan Bura.
Bahkan, hingga saat ini masih ada temannya yang masih hidup, yakni Moelijan. Cerita kepahlawanan Bura sudah menjadi legenda rakyat Kecamatan Pakusari, bahkan di kabupaten Jember bagian utara.
Mendengar kesaktian dan keberanian Bura, menyulut semangat rakyat untuk bergabung berjuang untuk kemerdekaan. Tentunya hal ini membuat resah Belanda sehingga mereka tidak tinggal diam untuk menangkap Bura, baik dalam keadaan hidup atau mati.
"Saya mengetahui cerita pahlawan Bura, dari para sesepuh Desa Jatian, sudah sangat kesohor, terutama di tiga Kecamatan Jember Utara, yakni Kecamatan Pakusari, Kalisat, dan Kecamatan Mayang," kata Hafidzi.
Bura dikenal sebagai pemimpin laskar rakyat karena dia bukan anggota kesatuan TNI. Cerita terbunuhnya Bura secara tragis oleh Belanda, masih melekat di hati rakyat Jatian.
"Untuk mengenang jasa-jasanya, teman seperjuangan pura (Almarhum Pak Basri), membuatkan monumen Bura, di sekitar tempat pembakaran Bura, dipinggir sungai Desa Jatian," tutur Hafidzi.
Oleh karena itu, di sana sudah berdiri bangunan berbentuk kubus dan tugu bertuliskan "Monumen Bura". Penghapal Quran ini juga berharap pemerintah Kabupaten Jember tidak melupakan jasa-jasa Beliau, yang telah rela mengorbankan nyawanya demi kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Meski tidak tercatat sebagai pahlawan nasional, setidaknya bisa dimasukkan dalam pahlawan daerah.
Meski penjajah Belanda telah terusir dari Indonesia dan berganti dengan penjajahan Jepang, setelah Indonesia merdeka, Belanda tetap tidak melupakan Bura. Hal ini terbukti setelah terjadi agresi militer Belanda kedua, pasukan Belanda berhasil masuk ke Jember Utara bulan Juli 1947, orang yang pertama kali yang dicari adalah Bura.
Pada 26 Maret 1948, Bura berhasil ditangkap secara licik pada usianya yang ke-50 tahun. Ketua Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan Polri dan TNI (FKPPI) Kecamatan Pakusari, Buang Mujiono, menceritakan bahwa Bura adalah teman ayahnya. Dia dibunuh secara sadis oleh Belanda.
Pria yang dipanggil Buang ini menjelaskan, Muhamad (ayahnya) berhasil menghindar dari sergapan Belanda kala itu. Sebab, sesuai cerita ayahnya, Bura adalah target utama karena sosok yang paling dicari Belanda.
Dia terkenal kebal senjata dan mempunyai wibawa menggelorakan semangat perjuangan rakyat. Namun, Bura akhirnya tertangkap pasukan Belanda Detasemen Mayang, yang dipimpin Sergeant Majoor P. Sapteno, setelah Belanda menyusupkan mata-mata ke dalam laskar rakyat, di desa Jatian.
Bura tertangkap dan diarak keliling Kecamatan Kalisat hingga kembali ke Desa Jatian, karena saat itu Desa Jatian masuk wilayah Kecamatan Kalisat.
"Beliau ditangkap setelah dikhianati oleh orang pribumi sendiri, yang menjadi mata-mata Belanda," jelas Buang.
Untuk menghentikan perlawanan Bura, yang sudah terkenal kebal semua jenis senjata, maka Belanda menyandera ibunya. Ibunya diminta menceritakan kelemahan Bura yang tidak mempan senjata itu.
"Karena yang disandera adalah sang ibu, maka Bura harus merelakan nyawanya, dan menceritakan kelemahannya. Tepat 26 Maret 1948, Pahlawan Bura akhirnya gugur dengan dibakar hidup-hidup hingga menjadi abu, di pinggir Sungai Jatian," kata Buang.
"Sebelum meninggal dibakar, Pak Bura sempat berwasiat jangan sampai ada keturunannya, mengusulkan untuk mendapatkan penghargaan pemerintah. Biarkanlah perjuangannya, Allah yang menilai. Soal rizki, sudah ada ketentuan," tutur Buang.
Saat momentum peringatan Hari Pahlawan 10 November 2018, monumen Bura didatangi pengunjung. Salah satunya para guru dan puluhan siswa SD, sekolah unggulan Nurul Huda Desa Plalangan Kecamatan Kalisat, Kabupaten Jember.
Menurut salah seorang guru SD unggulan Nurul Huda Desa Plalangan Kecamatan Kalisat, Wahid Hasyim, kedatangan rombongan ke tempat Monumen Bura untuk mendoakan beliau yang telah merelakan nyawanya demi kemerdekaan.
"Semoga segala perjuangannya, dinilai sebagai ibadah," katanya. Selain itu, ia berharap siswanya bisa mendengarkan langsung cerita kepahlawanan Bura sehingga bisa memiliki sikap patriotisme dan nasionalisme serta tidak melupakan sejarah para pahlawannya.
 Dikutip dari :
https://m.liputan6.com/regional/read/3689915/bura-pendekar-sakti-bercelurit-dari-jember-yang-bikin-pening-belanda?fbclid=IwAR0xrtzPr9crwuw0MAZFpwyMoufCdHaWPNc5IQRHgjJV7pjRHanDZevqqkY

Sabtu, 01 April 2017

IKADIN JEMBER ADAKAN PENYULUHAN BANTUAN HUKUM DI DESA SUMBERSALAK



Tim Redaksi Sumbersalak (TIRES)
Yayasan Ikatan Advokasi Indonesia (IKADIN) Jember  mensosialisasikan migrasi aman dan prosedural yang berdasarkan undang Undang RI no 39 Tahun 2004, tentang penempatan dan perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di luar negeri, tidak hanya itu Ikadin juga Mengadakan Penyuluhan  Bantuan Hukum bagi warga desa Peduli Buruh Migrann Sumbersalak, Sabtu, 22 Oktobert 2016
“Kami sangat mengapreasi kegiatan ini karena ini merupakan salah satu program kerja kami sebagai salah satu desa Peduli Buruh Migran di Indonesia yang telah diresmikan beberapa Bulan lalu. Untuk itu, kami berikan berterima kasih kepada ikadin Jember karena bisa mensosialisasikan Migrasi Aman Bagi TKI dan Sosialisai Bantuan Hukum Bagi warga kami yang tidak mampu,” kata Kepala desa Sumbersalak, Abdul Haki dalam sambutannya di acara tersebut.
Untuk itu, Haki meminta agar peserta yang hadir dapat memanfaatkan Penyuluhan  ini semaksimal mungkin untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang bantuan hukum bagi masyarakat tidak mampu agar dalam prakteknya nanti tidak terjadi hambatan yang berarti.
“Dan diharapkan pula agar kepada peserta agar dapat mensosialisasikan kembali ilmu yang diperoleh pada hari ini ke masyarakat sekitar yang membutuhkan,” tuturnya.
Sementara itu  Narasumber yang di datangkan oleh Ikadin Jember adalah  Ibu Tioma yang merupakan salah satu Dosen  di Universitas Islam Jember mengatakan dalam pemaparanya,  bahwa mengingat desa Sumbersalak  sebagai basis pegiriman TKI “ Penyuluhan seperti ini sangat penting diberikan kepada warga Desa Sumbersalak  karena masyarakat tidak semua tau apa yang disebut migrasi aman dan prosedural sehingga banyak permasalahan ketika bekerja keluar negeri”
Tim Redaksi Sumbersalak (TIRES)
Dalam pemaparannya dosen Fakultas Hukum ini mengatakan bahwa Kabupaten Jember merupakan peringkat ke empat di Jawa Timur dalam pengiriman TKI ke Luar negeri dan 200 orang lebih setiap bulannya Negara Indonesia mengirimkan warganya ke luar negeri
Sementara itu, Yani Takaryanto, SH. M. Hum selaku ketua Ikadin Jember, bangga bisa melaksanakan sosialisai di desa sumbersalak “ ini merupakan salah satu desa yang kami fasilitasi untuk penyuluhan bantuan hukum bagi warga yang kurang mampu, sebelumnya kami sudah mengadakan penyuluhan di desa Kalisat, Tutur  Yani
Yani menyebutkan, dalam Pasal 1 ayat 3 UUD 1945, bahwa negara menjamin terselenggaranya persamaan kedudukan dalam hukum, yang antaralain ditandai dengan tercapainya suatu keadaan dimana hak setiap orang untuk mendapatkan perlakuan yang sama didepan hukum serta jaminan kepada setiap orang yang berhak mendapatkan akses keadilan
“Hal ini merupakan hak dasar setiap orang yang bersifat universal,” ujarnya.
Tim Redaksi Sumbersalak (TIRES)
Menurutnya, konsep ini menjadi penting karena negara selalu dihadapkan pada kenyataan adanya sekelompok masyarakat yang miskin atau tidak mampu, sehingga sering tidak bisa mendapatkan haknya untuk mendapatkan keadilan.
Sebagaimana diketahui, ungkap Yani, bahwa di kabupaten Jember sudah ada lembaga bantuan hukum yang lolos verifikasi sebagai pemberi bantuan hukum sehingga ini akan memudahkan masyarakat tidak mampu dalam menjamin dan memenuhi hak bagi penerima bantuan hukum untuk mendapatkan akses keadilan. Diantaranya adalah Ikadin Jember. LBH IAIN Jember, LBH Unej Jember, dan LBH IKIP Jember.(one/Tires)

CALON PENERIMA PKH SUMBERSALAK HADIRI SOSIALISASI

Pokdarwis Tanoker Ledokombo
Lebih dari 200orang warga Desa Sumbersalak kecamatan Ledokombo kabupaten Jember, 06/10/2016  kemarin mendatangi kantor balai desa setempat. Kedatangan mereka untuk menghadiri sosialisasi dari petugas tenaga pendamping PKH ( Program Keluarga Harapan).
Sosialisasi ini dilakukan karena banyak warga masih belum faham dan mengerti jika bantuan yang diterima itu dari pemerintah pusat.
Asmaul Hasanah, tenaga pendamping PKH Desa Sumbersalak menjelaskan warga yang datang di kantor desa tersebut masih calon peserta PKH.
Wujud program ini berupa bantuan non tunai bersyarat dan sistemnya juga ada kelanjutnya. Dimaksud bersyarat ada beberapa syarat langsung dari pusat. Bukan dari pemerintahan desa atau lainya.
Menurutnya, program PKH ada beberapa sekmen yang dituju seperti kesejahteraan sosial,kesehatan dan pendidikan. “Ketentetuan kesejahteraan sosial itu dapat menyeimbangkan pola pikir warga atau kesadaran. Contohnya jika ada warga yang sudah mampu dan mapan tetapi pada tahun-tahun sebelumnya mendapatkan PKH maka pada tahun berikutnya sebaiknya menolaknya.Dikarenakan program ini,hanya untuk keluarga KSM yakni Keluarga Sangat Miskin, “ ungkap  Gadis yang akrab di panggil Uul ini kepada Tim Redaksi Sumbersalak (Tires)
Seperti dilansir dari situs www.wensema.com. PKH adalah program yang memberikan bantuan tunai kepada Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) yang memenuhi kriteria tertentu, dan sebagai syaratnya, RTSM penerima program harus dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) yaitu pendidikan dan kesehatan anggota keluarganya.  PKH bukan pengganti atau kelanjutan dari Program Bantuan Langsung Tunai (BLT), dan bukan salah satu unit dari kegiatan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM).
Tim Redaksi Sumbersalak
Tujuan PKH adalah untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kualitas sumberdaya manusia terutama pada kelompok masyarakat miskin.  Tujuan tersebut sekaligus sebagai upaya mempercepat pencapaian target Millenium Development Goals (MDGs). Penerima bantuan PKH adalah RTSM yang memiliki anggota keluarga yang terdiri dari anak usia 0-15 tahun dan atau Ibu hamil/nifas.  Bantuan tunai hanya akan diberikan kepada RTSM yang telah terpilih sebagai peserta PKH dan mengikuti ketentuan yang diatur dalam program.  Tires

AKSES KE LOKASI AIR TERJUN ANJASMORO MULAI DIPERBAIKI

Air Terjun Anjasmoro Sumbersalak
Alokasi Dana Desa program pemerintah pusat menjadi peluang bagi masyarakat untuk mendorong potensi yang ada disebuah desa termasuk potensi wisata yang bisa menciptakan lapangan kerja dan ymensejahterakan masyarakatnya, termasuk salah satunya desa Sumbersalak yang mengalokasikan dana desanya untuk infrastruktur jalan menuju objek wisata air terjun Damar Wulan dan Air Terjun Anjasmoro ini.
Pembangunan jalan menuju Objek wisata air terjun Damar Wulan dan Anjasmoro Waterfall   yang letaknya sekitar 30 Km ke arah Timur  dari pusat Kota Jember terletak di Dusun Salak Desa Sumbersalak Kecamatan Ledokombo Kabupaten Jember  ini mendapat dukungan dari masyarakat desa setempat.
Hal ini diungkapkan oleh Hadi Rakasiswi, salah seorang tokoh masyarakat yang juga merupakan aparat desa Sumbersalak bahwa Dana Desa tahun Anggaran 2016 ini salah satunya dialokasikan untuk pembangunan jalan menuju objek wisata air Terjun .
dia juga meminta dukungan seluruh elemen masyarakat Jember untuk mendorong kemajuan objek wisata yang nantinya bisa menjadi kebanggaan sekaligus sebagai tempat destinasi wisata bagi masyarakat luas khususnya masyarakat desa Sumbersalak.
Pasalnya jauh hari sebelumnya banyak keluhan dari pengunjung bahwa  jalan yang hanya beralaskan tanah dan berbatu-batu serta melewati pematang sawah. Jika menuju ke objek wisata itu, mereka akan sangat merasa tidak aman.
Pokdarwis Sumbersalak
“Sudah sering saya mendengar keluhan para pengunjung yang datang ke daerah ini. kadang mereka katakan, setelah sampai di lokasi air terjun ini, mereka bukannya senang. Pasalnya sewaktu di perjalanan, sudah diguncang jalan yang cukup rusak ini,” kata Pria yang akrab di sapa pak Nanang  kepada Tim Redaksi Sumbersalak (TIRES). Senin, 26/09/2016
“ dengan dibangunnya akses jalan menuju ke air terjun ini saya berharap para pengunjung akan semakin meningkat dan merasa nyaman.” lanjutnya
Senada yang dikatakan oleh Imas, salah satu pengunjung dari lumajang “jika menuju air terjun ini bagus dan rata, kemungkinan daerah ini akan maju dan para penjual jajanan juga akan semakin banyak penghasilannya, dan itu sangat membantu perekonomian para warga setempat.” Kata Imas
Tim Redaksi Sumbersalak (Tires)
Disisi lain, Kepala Desa Sumbersalak, Abdul Haki mengucapkan terima kasih atas peran serta masyarakat desa Sumbersalak, yang gencar mempublikasikan di beberapa media Sosial tentang  keberadaaan Air Terjun Damar Wulan. “Tanpa adanya peran serta masyarakat, tidak akan berarti apa – apa.” Kata Haki
Selanjutnya, pihaknya sudah menganggarkan dari dana Alokasi Desa (ADD) tahun 2016 ini, dan sudah mulai di bangun akses jalan ke lokasi dengan menggunakan dana tersebut, ”Karena akses menuju lokasi merupakan  sebagian milik masyarakat dan  tidak ada hambatan uOne/Tires
ntuk membangun akses ke lokasi wisata,  dengan   membangun jalan setapak sepanjang 1Km yang sudah direalisasikan tahun ini, dan tidak menemui kendala karena warga sekitar mendukung akses jalan tersebut.” Tutup Haki.

Minggu, 11 September 2016

JALAN DESA RUSAK PARAH, WARGA BERHARAP DAPAT PERHATIAN PEMERINTAH


Warga Desa Sumbersalak  Kecamatan Ledokombo keluhkan kondisi jalan penghubung antar dusun sepanjang 5 Kilometer  di desa mereka yang rusak parah. Hampir sepanjang jalan di
desa ini aspalnya telah mengelupas dan hanya tersisa bebatuan-bebatuan kecil, sehingga menyulitkan para pengendara melintasinya, karena licin dan tidak halus. Terlebih lagi, jalanan akan lebih berbahaya saat musim hujan.
Kondisi jalan yang mengalami kerusakan parah  mulai terlihat setelah memasuki dusun Karang Anyar.  Sangat ironis, kerusakan jalan tersebut sudah dirasakan oleh warga sudah bertahun tahun  namun sampai hari ini belum ada perbaikan.
Warga desa yang masih berada di wilayah Kabupaten Jember  ini berharap segera ada perbaikan jalan (aspal). “ Kami berharap jalan yang sangat penting bagi kelancaran perekonomian masyarakat ini segera diperbaiki, apalagi sebagian besar jalan desa sudah mengalami jalan yang sangat rusak parah yang tidak kunjung diaspal,” kata Fathol , salah seorang pemuda desa di karang Anyar Desa Sumbersalak kepada Team Redaksi Sumbersalak (TIRES), Jum’at (12/08/2018).
Senada dikatakan oleh Ilham  warga lainnya . Dia mengatakan dalam Akun facebooknya jika melintas ia harus ekstra hati-hati karena banyak batu koral terlepas dari aspal. “Jika tidak hati-hati ban motor bisa slip dan motor oleng dan bisa memakan Korban,” Tulis Ilham
“Sangat memalukan ketika ada warga dari luar kota akan berkunjung ke desa Sumbesalak, lebih lebih desa Sumbersalak sudah mulai ramai di datangi para wisatawan karena Keindahan Alamnya  dan banyaknya Air terjun yang selalu ramai dikunjungi oleh para wisatawan ”.Lanjut dalam Tulisan di aku  facebooknya.
Kepala Desa Sumbersalak, Abdul Haki Membenarkan, terkait kondisi jalan yang rusak dirasakan warganya  dan sampai hari ini belum ada perbaikan. “Ya memang benar keluhan warga tersebut tentang jalan rusak didesa ini,”saya dan warga yang berasal dari dusun lainya juga, dan insya Allah di tahun  ini akan diaspal karena sudah tertera di RPJMDes Tahun  2016” ujar Haki.(Iwan)


PEMUDA DESA SUMBERSALAK DILATIH PEKA TERHADAP PERMASALAHAN DESA

Sejumlah pemuda yang mewakili empat Dusun di desa Sumbersalak terlibat aktif melaksanakan kegiatan diskusi Rutin yang dilaksanakan setiap jum’at. Diskusi dimulai sejak awal Februari 2016 terlahir sejak diluncurnya website desa dan sistem Informasi Desa (SID) mulai diterapkan di desa Sumbersalak.
Keberadaan Sistem Informasi Desa yang di inisiasi oleh kamunitas Tanoker tersebut memancing minat sejumlah beberapa pemuda desa untuk mengisi beberapa konten yang ada di website desa tersebut. sehingga terbentuklah sebuah team yang bernama Team Redasi Sumbersalak kemudian disingkat menjadi TIRES.
Dalam perjalannanya team yang beranggotakan 13 orang tersebut membahas bagaimana sebaiknya cara  mengelola informasi desa yang dimulai dengan memanfaatkan potensi yang ada, baik terkait Sumber daya Alam (SDA) desa Sumbersalak yang kaya akan berbagai potensi wisata. Tidak hanya itu setiap pertemuannya Tires Juga membahas berbagai isu yang berkembang di desa sumbersalak utamanya isu terkait dengan perlindungan terhadap Buruh Migran  Indonesia yang berasal dari Desa Sumbersalak sehingga dapat juga mendukung pemerintah dalam meningkatkan perlindungan Buruh Migran Indonesia dan Keluarganya.
Pertemuan Team redaksi Sumbersalak selain bertujuan untuk berbagi wawasan dan pengalaman tentang pengembangan Sistem Informasi Desa, mereka juga mendapatkan materi tentang Jurnalistik, selain itu mereka juga  belajar tentang penguatan kapasitas pemuda desa dalam memberikan informasi kepada pihak pihak lain, baik warga desa, sektor swasta, maupun kepada beberapa media massa lainnya.
Kedepan harapan Tires agar pemerintah desa Sumbersalak bisa mengembangkan sistem informasi desa untuk memperkuat partisipasi masyarakat dan juga bentuk transparansi dan akuntabel.
Share


LIMBAH KAYU SUMBERSALAK DI EKSPORT KE KOREA SELATAN


Melimpahnya pabrik pengolahan kayu produksi di kecamatan Ledokombo , ternyata menarik minat Pemuda Asal Desa Sumbersalak yang membuka pabrik pengolahan limbah berbagai kayu yang kemudian di olah menjadi  pellet kayu sebagai alternatif  bahan bakar yang kemudian di ekspor korea Selatan
Pelet kayu merupakan  hasil pengolahan dari kayu bulat atau limbah kayu menjadi serbuk yang dipadatkan sehingga berbentuk silindris dengan diameter 6-10 mm dan panjang 1-3 cm dengan kepadatan rata-rata 650 kg/m3 atau 1,5 m3/ton. Pelet kayu banyak digunakan di Eropa dan Amerika sebagai sumber energi untuk pemanas ruangan pada musim dingin dan energi penghasil listrik (carbon for electricity), serta sebagai sumber energi di rumah tangga untuk keperluan memasak.  Pelet kayu menghasilkan rasio panas yang relatif tinggi antara output dan input-nya (19:1 hingga 20:1) dan energi sekitar 4,7kWh/kg. Dilansir dari www.aguraforestry.com 

Fathol,  mendapatkan limbah kayu tersebut berasal dari beberapa pabrik pengelolahan kayu yang limbahnya sudah tidak dimanfaatkan bahkan dibuang  oleh pemiliknya,  “ dari pada di buang dan tidak dimanfaatkan,  mendingan saya kumpulkan dan memanfaatkan limbah kayu tersebut dan diolah menjadi pellet kayu”. Katanya.
Menurutnya, dirinya mendapatkan tawaran untuk kerja sama dengan  seseorang Investor yang berkewargaan Korea Selatan yang sengaja bertandan kerumahnya, untuk mendirikan pabrik pengelohan limbah kayu dilahan miliknya

Dipilihnya Desa Sumbersalak menjadi pabrik pengelolahan limbah kayu, dikarenakan di Sumbersalak sebagai salah satu penghasil berbagai macam kayu di kabupaten Jember, bahkan sebagian warga banyak  menanami kebunnya dengan kayu sengon, mahoni, dan kayu lainnya. ‘ Kamu tau kan, banyak kayu sengon di daerah ini yang kemudian diolah dan di gergaji oleh bebrapa pengusaha, dan limbah serta bubuk kayu Banyak yang dibuang begitu saja, dan kamu harus menfaatkan limbah kayu tersebut”. Lanjut Fathol yang meniru Mr.I yang berkewargaan Korea Selatan Tersebut.

Menurut dia, dalam beberapa hari ini masih melaksanakan Uji coba untuk menggiling kayu, karena tidak mudah untuk mengawalinya, dibutuhkan  ketelitian dan penuh ke hati hatian agar hasilnya maksimal. “ Alhamdulillah di hari pertama saya melaksanakan Ujicoba ini mendapatkan pelet kayu sebanyak dua Karung sak . Dan di hari kedua mendapatkan pelet Kayu sebanyak enam sak”. Ungkapnya. Kedapan dia menarget hasil dari penggilingan kayu tersebut bisa mencapai satu ton Tiap Bulannya.

Kedepan dia berharap,  agar pemuda sumbersalak bisa bergabung dengan dirinya dan bisa menciptakan lapangan kerja sendiri.Iwan

LOKASI NGABUBURIT ASYIK DI SUMBERSALAK


Bagi umat Muslim yang sedang menjalankan ibadah puasa, berbuka puasa adalah hal yang paling dinantikan. Seringkali saat menanti beduk Maghrib berkumandang banyak waktu terluang dan menjadi kesempatan melakukan kegiatan untuk membunuh waktu. Salah satu kegiatan yang populer yang biasa dilakukan adalah: Ngabuburit!
Kata ngabuburit diartikan sebagai menunggu azan magrib menjelang berbuka puasa pada waktu Bulan Ramadan. Umumnya, orang-orang melakukan Ngabuburit pada jam 3-5 di sore hari. Biasanya mereka berkeliling naik motor sambil mencari panganan yang menarik untuk berbuka puasa nanti. Di beberapa tempat, Ngabuburit digunakan untuk kegiatan pesantren kilat atau pengajian menjelang buka puasa.
Ada banyak cara yang di lakukan warga Bumi Damarwulan atau Warga Desa Sumbersalak  saat menanti bedug azan magrib sebagai tanda waktunya berbuka puasa.
Ada yang bersantai di eks Stasiun Sumbersalak, ada juga yang membaca al-quran di masjid dan ada juga yang mendatangi lokasi lokasi wisata seperti air terjun pemandian Damarwulan dan lainya.
Hal ini terlihat, seperti di lokasi air terjun Air Terjun Anjasmoro, yang berada di didesa Sumbersalak Kecamatan Ledokombo Kabupaten Jember
Di Bulan Puasa seperti sekarang, Air terjun yang berjarak 30 Km kearah timur dari pusat Kota Jember, mulai ramai dikunjungi mulai pukul 15.00 pengunjung yang rata rata warga dari desa tetangga ini mulai mendatangi lokasi wisata alam tersebut. Dengan jarak tempuh beberapa menit dengan menggunakan kendaraan roda dua maupun Roda empat.
"Pemandangannya bagus, alamnya juga bagus, enak sebagai lokasi bersantai dan jaraknya juga dekat dari saya. Hampir setiap sore saya dan teman teman kesinii sembari menunggu sore hari menyambut buka puasa,"ungkap Novi, salah satu pengunjung dari kecamatan Silo .
Dikatakan Novi, pesona dan alam yang sangat bersahabat membuat ia dan teman temanya kadang lupa waktu. Selain bersantai, juga sempatkan berfoto dan mancing di Air terjun Anjasmoro Menurutnya, rasa lapar dan haus kadang tak terasa selama berada di lokasi air terjun.
"Daripada kita beraktifitas dengan hal hal negatif lebih baik kesini. Ibadah dapet, refresing dapet dan juga bisa mengenal wisata alam," ujarnya
Sementara, air terjun Anjasmoro di Desa Sumbersalak sendiri sangat menarik pandangan mata. air yang jatuh kebawah terlihat halus, putih jernih. Sementara air terjun tersebut terdapat 3 tangga , hingga semakin menarik terlebih jika untuk bagraound foto.

Tak hanya itu, dibebarapa bagian dinding air terjun juga tumbuh, tumbahan liar yang hijau. Menariknya lagi, sebagian tumbahan liar tersebut tumbuh dibalik air terjun. Dan uniknya lagi disekitar air terjun Anjasmoro terdapat banyak tumbunhan pohon bambu yang semakin melengkapi pemandangan di sekitar air terjun tersebut. Iwan

LIBUR LEBARAN, PENGUNJUNG SERBU OBJEK WISATA AIR TERJUN ANJASMORO



Lebaran hari ke-7, Salah Satu objek wisata di Kabupaten Jember Jawa Timur  dipadati pengunjung. Salah satu objek wisata yang diserbu pengunjung adalah air terjun Anjasmoro , yang berada di Desa Sumbersalak Kecamatan Ledokomb Kabupaten Jember Jawa Timur .

Objek wisata air yang masih asri tersebut, terlihat penuh sesak oleh warga lokal maupun warga luar daerah. Ada yang mandi menikmati kesegaran air, bermain, berfoto ria atau sekadar duduk menikmati keindahan  alam persawahan di arean air terjun Tersebut.

Walau masih minim fasilitas dan sentuhan pemerintah, semakin siang lokasi wisata air ini semakin penuh pengunjung. Tak sedikit yang membawa makanan untuk untuk dimakan di lokasi. Ratusan kenderaaan roda terlihat memadati lapangan parkir, yang telah disediakan oleh pengelola Air terjun Anjasmoro .

Anto (45), salah seorang pengunjung yang berasal dari kota Surabaya  , mengaku senang berwisata  ke air terjun Anjasmoro, disamping jarak tempuh yang tidak terlalu lama, biaya masuk ke lokasi objek wisata gratis dan hanya membayar uang parkir kendaraan roda empat Rp. 5.000.

Jika dibandingkan dengan objek wisata alam lainnya khususnya di Kabupaten Jember, air terjun anjasmoro murupakan Air terjun yang paling mudah aksesnya. Dan hanya berjarak beberapa meter saja dari area Parkir, dan pengunjung tidak harus bersusah payah untuk kesan disamping masih alami dan airnya juga masih jernih ," kata Anto, Selasa(12/7).

“ saya berharap kepada masyarakat agar membiarkan kondisi disekitaran air terjun dibiarkan secara alami, tidak usah medirikan bangunan secara prmanen. Karena itu akan merusak pemandangan di sekitar air terjun” . Sambung Anto

Namun, Anto juga tidak menampik, jika beberapa warung yang ada di sekitar air terjun Damar Wulan itu sangat menggangu. “ Seharusnya warung warung tersebut dibuatkan lokasi khusus untuk berjualan dan harus agak jauh dari lokasi air terjun”. Lanjutnya

"dan terakhir, Seyogianya Pemkab Jember lebih memperhatikan objek wisata air Terjun Anjasmoro inii, biar lebih rapi dan indah,tanpa mengurangi keasriannya" Tutup Anto (Iwan)


  

SUMBERSALAK DISERBU RIBUAN TRAIL

Menjamurnya event Adventure Trail di beberapa kota di Indonesia ternyata juga menjadi trend di Kabupaten Jember. Hal ini terlihat dari Ribuan pecinta motor trail dan para rider beradu kemampuan menaklukkan jalur desa Sumbersalak, pada Event nasional yang diselenggarakan tanggal 17 Juli 2016 START / FINISH di lahan Kosong di Desa Suren Kecamatan Ledokombo. Tidak tanggung tanggung rute yang

mereka lewati di desa Sumbersalak yang merupakan area pegunungan dan persawahan serta melewati hutan di lereng gunung raung yang merupakan jalur ekstreme yang tidak layak delewati kendaraan roda dua
Salah satu tantangan yang berat dalam adventure trail ini adalah melewati beberapa tebing di lahan milik perhutani yang ditanami Hutan Pinus yang dikenal dengan sebutan “ Cengkolan Macan” (Siku Harimau), yang merupakan tikungan tajam dan yang dihimpit dengan beberapa tebing yang curam
Menurut Abdul Haki selaku Kepala Desa Sumbersalak, dirinya menyambut dengan baik kedatangan rombongan Ribuan peserta trail, disamping sebagai ajang hiburan bagi masyarakatnya juga sebagai mempromosikan desa sebagai tujuan wisata.
“ kami sangat mengapresiasi kegiatan seperti ini, ini sangat membantu mengenalkan kepada peserta luas dan masyarakat luar daerah tentang keindahan Alam Sumbersalak”. Tuturnya
Sementara itu tampak sebagian masyarakat desa sumbersalak, menjadikan moment tersebut dijadikan sebagai tontonan gratis warga. Maklum event motor Trail seperti itu jarang ditemui di desa Sumbersalak, sehingga disejumlah lokasi disepanjang jalan desa yang dijadikan jalur adventure warga berbondong bondong melihat para penghobi motor ekstreme ini saat memacu kendaraannya.
“disini tadi juga ada yang melakukan atraksi trailnya dan menggangkat roda depannya dan jalannya juga cepat. Lumayan tidak usah bayar dan tidak jauh dari rumah’’. Ungkap Hamidah, warga setempat.


NGABUBURIT BARENG “GIE” ALA TIRES


Jumat merupakan hari rutin berkumpulnya Tim Redaksi Sumbersalak (TIRES). Tak terkecuali pada bulan Ramadhan seperti saat ini. Jumat kemarin (17/06/2016) adalah pertemuan pertama di bulan ramadhan ini, setelah pada minggu sebelumnya tertunda karena sebagian besar dari anggota berhalangan hadir. Acara kali ini bertempat di balai desa Sumbersalak, berlangsung mulai pukul 15.00- selesai berbuka bersama.  Jumat kemarin mengagendakan untuk nonton bareng (nobar) serta diskusi. Film yang rencananya akan diputar adalah Minggu pagi di Victoria park, namun belum setengah pemutaran film tersebut mengalami masalah pada tampilannya sehingga diganti dengan film yang lain. Namun hal tersebut tak menyurutkan semangat anggota TIRES untuk menontol film pilihan lainnya. “GIE” adalah film yang menjadi pilihan berikutnya. Penayangan film ini diluar konsep semula, yang rencananya akan menyuguhkan pembelajaran tentang dunia buruh migran pada film sebelumnya.
Sebelum pemutaran film dimulai, ada beberapa hal yang disampaikan oleh pendamping TIRES, utusan Tanoker Ledokombo yaitu Grasia Renata Lingga serta pemimpin umum TIRES, Iwan Joyo Suprapto, kaiitannya dengan berdirinya TIRES yang telah mendapat dukungan dari beberapa kalangan diluar sumbersalak dan ledokombo. Hal tersebut membawa angin segar bagi TIRES untuk semakin mantap berkarya dan mulai menyusun agenda terkait dukungan tersebut.
Acara kemudian dilanjutkan dengan nobar setelah diskusi usai. Selain ngabuburit dan diskusi rutin, tujuan nobar ini menurut Iwan adalah agar semangat yang ada film tersebut bisa menular pada anggota TIRES untuk melawa kesewenang-wenangan yang terjadi disekitar. Serta diharapkan setelah menonto film tersebut, semangat dan gairah menulis anggota semakin tajam dan TIRES semakin Independen seperti sosok GIE pada film tersebut.
“saya berharap setelah menonton film tersebut, kawan-kawan bisa mengambil contoh yang baik terutama sisi semangat juang sosok Gie, dan kawan-kawan TIRES bisa memperjuangkan nasib orang banyak yang harus dimulai dari diri sendiri , serta bisa mengkritisi kebijakan-kebijakan desa yang tidak maemihak pada rakyat sumbersalak”. Tegasnya.
Pada film tersebut memang terlihat sosok Gie yang sangat menentang pemerintahan pada masa itu melalui tulisan-tulisannya, hal ini dilakukan untuk memperjuangkan hak-hak rakyat. Organisasi Soe Hok Gie masih independen dan belum terpengaruh pada partai politik ataupun hal-hal yang mementikan suatu kelompok saja. Dari film tersebut kita juga dapat melihat bahwa kita harus tetap berjuang dan bertahan pada kebenaran untuk dapat melawan terhadap ketidak adilan.


Di KOTA PISANG : WARGA SUMBERSALAK BELAJAR MANFAATKAN KOTORAN HEWAN


Sumbersalak – Sejumlah kelompok  pertanian Pertanian Organik Desa  Sumbersalak melakukan kunjungan di desa Ranuwurung kecamatan Randuagung kabupaten Lumajang. Kunjungan ini bertemakan “menuju pertanian sehat”. Dalam kunjungannya, seluruh kelompok akan belajar tentang pembuatan bokhasi kotoran hewan, probiotik dan pupuk organik cair berbahan urin kotoran hewan. Rabu,25/05/2016
Ketua kelompok pendampingan pertanian menyebutkan bahwa seluruh peserta sangat antusias dalam kunjungan ini, hal ini terlihat dari persiapan yang dilakukan jauh hari sebelumnya. “saya dan teman-teman sangat antusias dalam kunjungan ini. Alat dan bahan yang dibutuhkan sudah kami persiapkan. Semoga perjalanannya berjalan dengan lancar dan mendapatkan manfaat atas ilmu yang didapat”. Ungkap Muzakki selaku ketua kelompok.
Kelompok pertanian dari Sumbersalak ini tiba di lokasi pukul 10.30 WIB. Selanjutnya kegiatan pembelajaran dimulai dengan materi pembuatan probiotik sebagai materi pertama. Kushaeri selaku pemateri menjelaskan bahwa probiotik sangat penting untuk tanaman. “Probiotik memegang peran penting dalam budidaya pertanian sehat, dalam probiotik ini terdapat 8 mikroba yang kita ambil dari sayur dan buah-buahan yang telah bapak-bapak dan ibu-ibu bawa. Dengan probiotik ini pula kita dapat menfermentasi pupuk anorganik, pupuk kandang, pestisida nabati dsb”. Tutur Kushaeri.
Materi berikutnya tentang pembuatan bokashi kotoran hewan. Seluruh peserta diajak untuk melihat langsung proses pembuatan bokashi. Bahan yang dibutuhkan adalah kotoran kambing halus, sekam padi, dedak halus, dolomit, probiotik, molase dan air secukupnya. Dalam pembuatan bokashi ini harus dilakukan secara teliti dan telaten. Suhu dan kelembaban harus disesuaikan. “jangan sampai terlalu lembab dan terlalu kering, setiap hari kita harus mengeceknya selama 1 minggu untuk mengukur suhu dan kelembaban bahan bokashi yang kita buat”. Jelas Kushaeri.
Tidak selesai pada materi pembuatan probiotik dan bokashi, segenap peserta sangat antusias untuk bercerita dan meminta saran tentang kondisi pertanian yang dialami di masing-masing tempat. Seperti Jazuli yang menceritakan pengalamannya dalam membersihkan dan membuang rumen kambing atau sapi pasca proses penyembelihan. “saran sering membersihkan bagian perut sapi dan kambing lalu membuangnya begitu saja, apakah rumen ini bisa digunakan untuk pupuk??”. Tanya Jazuli. Menurut keterangan Kushaeri rumen sapi atau kambing ini kaya sekali bakteri baik akan sangat baik apabila rumen ini kita gunakan sebagai campuran probiotik tadi, hasil produksi dapat diprediksi semakin meningkat.
Mengkahiri materi yang disampaikan, Kushaeri sangat bangga dengan semangat kelompok pertanian Sumbersalak. “saya sangat bangga dengan semanga bapak-bapak dan ibu-ibu ini, tolong tetap dijaga, semoga kedepannya lagi kita bisa bertemu lagi dengan ilmu-ilmu baru, dengan karya-karya baru. Ayo bersama-sama menuju pertanian yang sehat. Kalau masih ada pertanyaan dan cerita-cerita yang belum disampaikan, silahkan hubungi saya kapan saja.” Tutup Khusairi mengkahiri materi. (nim22)


MEMPERTAHANKAN TRADISI : PATROL BUKAN SEKEDAR MEMBANGUNKAN ORANG SAHUR

Keberadaan musik patrol memang tidak bisa dipisahkan dari bulan suci Ramadhan. Pasalnya keberadaan musik patrol yang identik dengan musik pembangun sahur ini dimainkan oleh anak-anak kecil menjelang waktu sahur. Meskipun terkadang juga ada orang dewasa yang berbaur dengan memainkan alat musik dari bahan apa adanya.
Patrol sendiri adalah kegiatan berkeliling membuat kegaduhan dengan alat musik tradisional, khususnya kentongan yang menjadi instrumen paling penting, dengan tujuan untuk membangunkan orang-orang untuk sahur, biasanya hal ini dilakukan oleh anak-anak dan remaja. walau sekarang mungkin banyak perkembangan dari segala aspeknya.
Seperti yang dilakukan oleh segerombolan anak anak   sumbersalak ini,  beragam cara untuk memeriahkan bulan Ramadan dengan tujuan saling mempererat tali silaturahim antar sesama Muslim, utamanya caranya yang unik membangunkan  masyarakat untuk bersantap sahur.
Mereka membentuk sebuah kelompok sekala kecil  kemudian mereka berteriak tariak sahur sahur dengan tujuan membangunkan masyarakat untuk bersantap sahur.
Alif, bocah kelas 2 SMP ini merupakan salah satu kelompok grup patrol mengaku jika setiap musim puasa dirinya dan temannya kerap melakukan patrol dan keliling merasuki perumahan yang padat penduduk “ Tujuan hanya membangunkan masyarkat agar tidak terlambat untuk bersantap sahur “ Katanya
Senada juga yang sampaikan Andre. Menurutnya,   musik patrol pembangun sahur ini dilakukan dengan senang hati. Sebab dengan musik patrol ini dia bisa berkumpul dengan teman-temannya yang lain. Biasanya kami keliling mulai pukul 02.00 hingga 03.00. Setelah puas berkeliling kami pulang untuk makan sahur bersama keluarga, jelasnya.

 Senang sekali rasanya bisa membangunkan tetangga untuk makan sahur dengan  memainkan alat musik patrol ini dilakukannya secara berkelompok sambil menunggu waktu sahur. ujarnya. (Iwan)




MENGINTIP KEGIATAN BUKA BERSAMA DI MASJID SUMBERSALAK

 
Hampir setiap hari di bulan Suci Rhamadan di masjid Quwatul Islam Desa Sumbersalak Kecamatan Ledokombo Kabupaten Jember selalu mengadakan buka bersama yang di dahului oleh sholat magrib berjammah.  Terlihat masyarakat berdatangan satu persatu untuk menjalankan salah satu Rukun Islam di Bulan suci Rhamadan. Itulah sekilas situasi yang terjadi hampir setiap sore di pelatarann masjid yang terletak di utara Eks Stasiun Kerata Api Sumbersalak ini. 
 
Salah satu Jamaah Masjid Quatul Islam, Bunasir 48 Tahun, mengatakan dirinya memang rutin Sholat fardhu Lima waktu dimasjid ini. Apalagi di bulan puasa ini dirinya makin datang lebih awal karena harus menyiapkan beberapa takjil dan makanan yang harus dipersiapkan untuk jamaah yang akan melakukan buka puasa di masjid Quwatul Islam “ Saya harus datang lebih awal kemasjid  karena harus mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan ketersedian untuk berbuka puasa”. Ungkap muadzin  saat ditemui team Redaksi Sumbersalak di halaman Parkir masjid Quwatul Islam (21/06/2016)
 
Banyaknya jammah yang datang kemasjid Quwatul Islam Membuatnya sangat bahagia. Karena semakin banyak jamaah yang datang di semakin maka semakin banyak pula pahala yang ya dapati, dan ikut serta meramaikan masjid dalam segi Ibadah.
“ Fungsi masjid Bukan hanya sebagai tempat Sholat maupun berdzikir, namum biasa juga dimanfaat sebagai majlis taklim, dan musyawah diantara nya sebagai tempat untuk berbuka puasa seperti yang sudah dilakukan ssat ini.” Lanjut Bunasir
 
Ketika sholat magrib usai,  Puluhan Jamaahh bergegas untk melakukan acara  berbuka bersama yang telah disediakan oleh takmir masjid  Quwatul Islam. Hadir Dalam acara buka bersama tersebut Koordinator peresaudaraan  Guru Ngaji (Persada Agung) Se Kecamatan Ledokombo Ust. Abdul Halim yang memimpin doa Berbuka bersama.
 
“ saya berharap agar kegiatan Buka bersama yang telah rutin dilakukan setiap bulan suci Rhamdhon ini bisa meningkatnya kualitasnya dalam beribadah dan menjaga kerukunan antar sesama”. Kata Abdul Halim, Saat di temui Usai buka bersama. Iwan


WARGA ASING, PUJI PRODUK SUMBERSALAK

Sejumlah warga asing asal Inggris  berkunjung  kedesa Sumbersalak tepatnya di Dusun Paluombo Desa Sumbersalak Kec. Ledokombo Kabupaten Jember. Kedatangan bule bule tersebut disambut sangat antusias  oleh warga sekitar, Jum’at 26/05/2015
Wisatawan asing yang berasal dari  negeri ratu elizabeth tersebut adalah  Bill Vorley, PhD dan Seth Cookk, Phd mereka merupakan utusan dari International Institute For environment and development sebuah Lembaga swadaya masyarakat (LSM) Internasional  yang bergerak  dibidang Lingkungan yang berpusat di London. Turut mendampingi kegiatan meraka adalah perwakilan dari HIVOS Jakarta, yakni  Silvana paath dan Quentries Regar.
Dalam kegiatannya di desa Sumbersalak bule bule tersebut meninjau langsung tentang makanan sehat  yang berkelanjutan yang dilakukan oleh beberapa kelompok dampingan diantaranya Kripik, ladrang, kerupuk pedas dan lain sebagainya. Tidak hanya itu, wisatawan manca negara tersebut membeli langsung untuk oleh oleh untuk di bawa kenegaranya.
Selain meninjau dan mencicipi makan ringan  pria yang aktif di beberapa LSM Internasional tersebut juga menghampiri  Kelompok Pertanian Organik “ Kencana Wungu ”  disana mereka melihat langsung proses pembuatan Pupuk Organik yang terbuat dari beberapa limbah diantaranya Pupuk organik yang terbuat dari batang Pisang, Cangkang  telur dan pupuk cair yang terbuat dari sisa batang rokok “ Otes/Bucengan” serta beberapa tanaman Organik.
Dalam sambutannya, mereka mengapresiasi langkah langkah yang dilakukan oleh masyarakat desa Sumbersalak, karena dalam pembuatan makanan ringan maupun pembuatan pupuk organik tidak mencampuri dengan bahan bahan kimia dan melibatkan beberapa unsur dari masyarakat menengah ke bawah yakni berupa kelompok dampingan yang dibentuk oleh Komunitas Tanoker.

Sebelumnya, mereka juga mengunjungi Komunitas Tanoker Ledokombo dengan didampingi oleh camat Ledokombo Hery Setiawan, mereka juga bertatap langsung dengan ibu  ibu mantan buruh Migran yang saat ini memproduksi makanan sehattanpa bahan pengawet.(One Tires)

Selasa, 12 Juli 2016

SUMBERSALAK GRATISKAN WARGANYA BIKIN KTP, KK & AKTE KELAHIRAN

 Dalam rangka mendukung Program Pemerintah penertiban identitas diri bagi warga  yang  berdomisili di suatu daerah,  Pemerintah Desa Sumbersalak Kecamatan Ledokombo yang berkerjasama dengan Dinas Kependudukan dan pencatatan Sipil (Disdukcapil)Kabupaten Jember  dalam melaksanakan pembuatan administrasi Kependudukan
Pelaksanaan pembuatan Administrasi Penduduk  yang Dimulai hari senin  24 Mei 2016 Hingga Menjelang Puasa yang bertempat di  pendopo Sumbersalak ini  mendapat antuisias warga. Selain cepat dan gratis, warga juga tidak direpotkan jarak tempuh yang jauh untuk membuat KTP, KK, maupun Akte Kelahiran.
Ika Indawati, Kepala Urusan Pemerintahan  Desa Sumbersalak menjelaskan, “ program ini dilaksanakan guna mempermudah warga masyarakat yang akan membuat KTP, KK, ataupun Akte Kelahiran. Sehingga diharapkan kedepannya penduduk desa Sumbersalak  telah memiliki identitas secara keseluruhan yang sangat dibutuhkan dalam menunjang usaha, maupun berpergian tidak ada lagi kendala yang dikarnakan tidak mempunyai KTP, dengan alasan Kantor tempat  pelayanan pembuatan jauh,” ungkapnya.
Ika juga menambahkan, warga yang terdaftar pembuatan KTP, Akte Kelahiran, termasuk KK dihari ketiga ini sudah mencapai  hampir 300 orang, sementara dalam pembuatannya tidak dipungut biaya alias gratis.
Suherman salah satu warga sumbersalak, mengatakan dirinya merasa terbantu dengan diadakannya pembuatan akte kelahiran gratis ini, “ ketiga anak saya kesemuanya  masih belum punya akte kelahiran, dengan  adanya program ini saya sangat bersyukur dan terbantu untuk membuatnya, karena prosesnya sangat mudah dan tidak terbelit belit”. Ungkap pekerja buruh tani ini
“ Sekarang Mau ngurusi apa saja harus menggunakan KTP dan KK, lebih lebih ketika anak pertama saya akan masuk ke jenjang sekolah yang lebih tinggi itu pun masih dipintai Akte kelahiran. ” lanjut Suherman.
Abdul Haki, Kepala Desa Sumbersalak saat di temui Team Redaksi Sumbersalak (Tires), pihaknya menyambut baik kerjasama dengan pihak Pemerintah Kabupaten Jember, dalam hal ini Disdukcapil yang telah bersedia melaksanakan pembuatan KTP, KK, maupun Akte Kelahiran di Desanya, sehingga warga tidak jauh-jauh lagi ke kantor pelayanan tersebut. Hakki juga menghimbau bagi warganya  yang berdomisili di desanya yang masih belum memiliki administrasi kependudukan diharapkan sesegera mungkin untuk mengurusinya di balai desa Sumbersalak mumpung masih ada kesempatan yang baik. (Ones Tires)


“LEBIH ENAK KALAU ADA IBU”


Lailatul faizah adalah salah satu anak yang mandiri. Sudah tiga tahun dia ditinggal oleh ibunya ke Malaysia. Semenjak kepergian ibunya, Faiz panggilannya tinggal bersama ayah dan adiknya. Selama ibunya pergi, Faizlah yang memasak, mencuci, dan menjaga adiknya.
“Kadang-kadang kalau bapak tidak kerja, pekerjaan  rumah di bantu bapak”, ungkap Faiz.
Faiz sekarang harus merelakan waktu bermain dan berkumpul dengan teman sebayanya. Karena ia mendapat tugas baru untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga dan mengurus adiknya. Sedangkan sang ayah harus bekerja menjadi buruh tani, sambil lalu menunggu kiriman dari ibunya yang diterima 5 bulan sekali.
“lebih enak kalau ada ibu, bisa kumpul bersama dan saya tidak perlu melakukan semua pekerjaan rumah”, ujar Faiz, mencoba untuk lebih kuat.
Faiz yang kini duduk di bangku kelas VI Madrasah Ibtida’iyah (MI) Nurul Ulum Sumbersalak kecamatan Ledokombo, Jember ini merupakan anak berprestasi di sekolah. Meskipun jadwalnya yang padat untuk mengurus pekerjaan rumah dan menjaga adiknya, Faiz tetap meluangkan waktu yang sempit untuk belajar. Di pagi hari dia bersekolah, sepulang dari sekolah, ia langsung mengerjakan tugas-tugas di rumah dan mengurus adiknya,. Pada sore hari, dia kembali belajar di madrasah diniah (Madin) hingga menjelang malam. Setelahnya Faiz langsung pergi untuk mengaji. Saat pulang mengaji itulah, Faiz meluangkan waktu unuk belajar sambil mengulang pelajaran yang diterimanya disekolah.
Bulan Mei ini, Ia akan diwisuda atas kelulusannya. Namun harapan untuk berkumpul dengan sang ibu belum bisa terwujud. Ibunya tidak dapat kembali ke Indonesia tahun ini.
“Saya berharap ibu pulang bulan Mei, soalnya saya akan diwisuda. Saya berharap ada ibu saat saya diwisuda nanti. Tapi ternyata ibu tidak bisa pulang bulan ini”, Ucapnya dengan suara bergetar. (Dyah-Red)