Minggu, 11 September 2016

NGABUBURIT BARENG “GIE” ALA TIRES


Jumat merupakan hari rutin berkumpulnya Tim Redaksi Sumbersalak (TIRES). Tak terkecuali pada bulan Ramadhan seperti saat ini. Jumat kemarin (17/06/2016) adalah pertemuan pertama di bulan ramadhan ini, setelah pada minggu sebelumnya tertunda karena sebagian besar dari anggota berhalangan hadir. Acara kali ini bertempat di balai desa Sumbersalak, berlangsung mulai pukul 15.00- selesai berbuka bersama.  Jumat kemarin mengagendakan untuk nonton bareng (nobar) serta diskusi. Film yang rencananya akan diputar adalah Minggu pagi di Victoria park, namun belum setengah pemutaran film tersebut mengalami masalah pada tampilannya sehingga diganti dengan film yang lain. Namun hal tersebut tak menyurutkan semangat anggota TIRES untuk menontol film pilihan lainnya. “GIE” adalah film yang menjadi pilihan berikutnya. Penayangan film ini diluar konsep semula, yang rencananya akan menyuguhkan pembelajaran tentang dunia buruh migran pada film sebelumnya.
Sebelum pemutaran film dimulai, ada beberapa hal yang disampaikan oleh pendamping TIRES, utusan Tanoker Ledokombo yaitu Grasia Renata Lingga serta pemimpin umum TIRES, Iwan Joyo Suprapto, kaiitannya dengan berdirinya TIRES yang telah mendapat dukungan dari beberapa kalangan diluar sumbersalak dan ledokombo. Hal tersebut membawa angin segar bagi TIRES untuk semakin mantap berkarya dan mulai menyusun agenda terkait dukungan tersebut.
Acara kemudian dilanjutkan dengan nobar setelah diskusi usai. Selain ngabuburit dan diskusi rutin, tujuan nobar ini menurut Iwan adalah agar semangat yang ada film tersebut bisa menular pada anggota TIRES untuk melawa kesewenang-wenangan yang terjadi disekitar. Serta diharapkan setelah menonto film tersebut, semangat dan gairah menulis anggota semakin tajam dan TIRES semakin Independen seperti sosok GIE pada film tersebut.
“saya berharap setelah menonton film tersebut, kawan-kawan bisa mengambil contoh yang baik terutama sisi semangat juang sosok Gie, dan kawan-kawan TIRES bisa memperjuangkan nasib orang banyak yang harus dimulai dari diri sendiri , serta bisa mengkritisi kebijakan-kebijakan desa yang tidak maemihak pada rakyat sumbersalak”. Tegasnya.
Pada film tersebut memang terlihat sosok Gie yang sangat menentang pemerintahan pada masa itu melalui tulisan-tulisannya, hal ini dilakukan untuk memperjuangkan hak-hak rakyat. Organisasi Soe Hok Gie masih independen dan belum terpengaruh pada partai politik ataupun hal-hal yang mementikan suatu kelompok saja. Dari film tersebut kita juga dapat melihat bahwa kita harus tetap berjuang dan bertahan pada kebenaran untuk dapat melawan terhadap ketidak adilan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar