Jumat merupakan hari rutin berkumpulnya Tim Redaksi
Sumbersalak (TIRES). Tak terkecuali pada bulan Ramadhan seperti saat ini. Jumat
kemarin (17/06/2016) adalah pertemuan pertama di bulan ramadhan ini, setelah
pada minggu sebelumnya tertunda karena sebagian besar dari anggota berhalangan
hadir. Acara kali ini bertempat di balai desa Sumbersalak, berlangsung mulai
pukul 15.00- selesai berbuka bersama. Jumat kemarin mengagendakan untuk
nonton bareng (nobar) serta diskusi. Film yang rencananya akan diputar adalah Minggu
pagi di Victoria park, namun belum setengah pemutaran film tersebut
mengalami masalah pada tampilannya sehingga diganti dengan film yang lain.
Namun hal tersebut tak menyurutkan semangat anggota TIRES untuk menontol film
pilihan lainnya. “GIE” adalah film yang menjadi pilihan berikutnya.
Penayangan film ini diluar konsep semula, yang rencananya akan menyuguhkan
pembelajaran tentang dunia buruh migran pada film sebelumnya.
Sebelum pemutaran film dimulai, ada beberapa hal yang
disampaikan oleh pendamping TIRES, utusan Tanoker Ledokombo yaitu Grasia Renata
Lingga serta pemimpin umum TIRES, Iwan Joyo Suprapto, kaiitannya dengan
berdirinya TIRES yang telah mendapat dukungan dari beberapa kalangan diluar
sumbersalak dan ledokombo. Hal tersebut membawa angin segar bagi TIRES untuk
semakin mantap berkarya dan mulai menyusun agenda terkait dukungan tersebut.
Acara kemudian dilanjutkan dengan nobar setelah
diskusi usai. Selain ngabuburit dan diskusi rutin, tujuan nobar ini
menurut Iwan adalah agar semangat yang ada film tersebut bisa menular pada
anggota TIRES untuk melawa kesewenang-wenangan yang terjadi disekitar. Serta
diharapkan setelah menonto film tersebut, semangat dan gairah menulis anggota
semakin tajam dan TIRES semakin Independen seperti sosok GIE pada film
tersebut.
“saya berharap setelah menonton film tersebut,
kawan-kawan bisa mengambil contoh yang baik terutama sisi semangat juang sosok
Gie, dan kawan-kawan TIRES bisa memperjuangkan nasib orang banyak yang harus
dimulai dari diri sendiri , serta bisa mengkritisi kebijakan-kebijakan desa
yang tidak maemihak pada rakyat sumbersalak”. Tegasnya.
Pada film tersebut memang terlihat sosok Gie yang
sangat menentang pemerintahan pada masa itu melalui tulisan-tulisannya, hal ini
dilakukan untuk memperjuangkan hak-hak rakyat. Organisasi Soe Hok Gie masih
independen dan belum terpengaruh pada partai politik ataupun hal-hal yang
mementikan suatu kelompok saja. Dari film tersebut kita juga dapat melihat
bahwa kita harus tetap berjuang dan bertahan pada kebenaran untuk dapat melawan
terhadap ketidak adilan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar