Era globalisasi yang begitu pesat
mendesir telah membawa dampak yang cukup signifikan terhadap keberadaan
khazanah budaya lokal. Bahkan mampu mengikis sedikit demi sedikit
beberapa kesenian Tradisonal. Terbukti, sudah jarang di masyarakat
mendengar kesenian Janger tampil seperti biasanya. Seolah kesenian
Janger kehilangan gaungnya. Padahal kesenian Tradisional ini cukup
terkenal dan menjadi bintang pada masanya.
“Tetapi malam ini, Janger Sumbersalak
masih hidup dan bertahan dengan gempuran arus globalisasi. Saya
mengapresiasi, Janger masih jadi hiburan rakyat, meski hanya sekedar
latihan saja dan jarang Tampil” Ucap Joko Subagio, salah satu anggota
Janger khas Sumbersalak
Kata Joko, Janger
merupakan salah satu kesenian Tradisional Khas Sumbersalak yang
dimainkan oleh laki-laki. Kesenian yang merupakan sebuah drama
tradisional ini dimainkan dalam sebuah grup dengan mengambil cerita
tentang kehidupan rakyat sehari-hari seperti nilai-nilai kemanusiaan,
perjuangan dan lain-lain.
“Sembari diringi dengan alunan musik
gamelan, dialog Janger biasanya dibumbui dengan aspek komedi sehingga
membuat para penonton tertawa. Dengan menggunakan bahasa khas Madura,
Janger menjadi hiburan favorit karena ceritanya yang merakyat dan mudah
di terima disemua kalangan. Maka saya harap Janger jangan sampai mati,”
lanjutnya.
Ia terus menceritakan tentang historis
Janger. Katanya, diawali dengan Tari Remo, pementasan Janger juga
biasanya diselingi dengan pementasan seorang tokoh yang memerankan
seorang jagoan.Sementara itu, Mali koordinator perlengkapan Janger
Sumbersalak, Menambahkan bahwa janger di sumbersalak masih tetap eksis
meski hanya sekedar latihan disetiap malam Minggu
“Kita masih tetap latihan meskipun
jarang sekali kita tampil di depan umum atau ada yang nanggap, kita
mengadakan latihan setiap malam minggu di pasar desa Sumbersalak,
ternyata banyak masyarakat yang antusias ketika latihan hingga larut
malam, karena saya menginginkan Janger ini masih eksis, jelasnya.
Maka dari itu, kata Mali, dirinya
berharap agar Janger terus dijunjung dan menjiwa dalam hati sanubari
masyarakat. “Kita tahu Janger menjadi ikon penting bagi masyarakat
Madura, termasuk Jawa Timur. Meski terkikis oleh arus globalisasi dan
moder-nisasi, Janger tetap berada di hati masyarakat,” lanjutnya. “Dan
yang lebih penting lagi, peran pemerintah untuk membangkitkan kembali
kesenian tradisonal khususnya janger, tanpa dukungan pemerintah kesenian
tradisional akan mati bahkan akan lenyap di pangkuan bumi pertiwi.
Tutup Mali
*Catata hasil liputan Penulis Crew Tires
(Team Redaksi Sumbersalak) Sabtu malam 02/04/2016 hingga larut malam
dipasar Desa Sumbersalak masih digelar latihan Janger meski hanya
Latihan musik gending saja dan belum ada lakon.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar