Selasa, 05 April 2016

Janger Khas Sumbersalak, Rutin Latihan Walau Sudah Jarang Tampil

Era globalisasi yang begitu pesat mendesir telah membawa dampak yang cukup signifikan terhadap keberadaan khazanah budaya lokal. Bahkan mampu mengikis sedikit demi sedikit beberapa kesenian Tradisonal. Terbukti, sudah jarang di masyarakat mendengar kesenian Janger tampil seperti biasanya. Seolah kesenian Janger kehilangan gaungnya. Padahal kesenian Tradisional ini cukup terkenal dan menjadi bintang pada masanya.
“Tetapi malam ini, Janger Sumbersalak masih hidup dan bertahan dengan gempuran arus globalisasi. Saya mengapresiasi, Janger masih jadi hiburan rakyat, meski hanya sekedar latihan saja dan jarang Tampil” Ucap Joko Subagio, salah satu anggota Janger khas Sumbersalak
Kata Joko, Janger merupakan salah satu kesenian Tradisional Khas Sumbersalak yang dimainkan oleh laki-laki. Kesenian yang merupakan sebuah drama tradisional ini dimainkan dalam sebuah grup dengan mengambil cerita tentang kehidupan rakyat sehari-hari seperti nilai-nilai kemanusiaan, perjuangan dan lain-lain.
“Sembari diringi dengan alunan musik gamelan, dialog Janger biasanya dibumbui dengan aspek komedi sehingga membuat para penonton tertawa. Dengan menggunakan bahasa khas Madura, Janger menjadi hiburan favorit karena ceritanya yang merakyat dan mudah di terima disemua kalangan. Maka saya harap Janger jangan sampai mati,” lanjutnya.
Ia terus menceritakan tentang historis Janger. Katanya, diawali dengan Tari Remo, pementasan Janger juga biasanya diselingi dengan pementasan seorang tokoh yang memerankan seorang jagoan.Sementara itu, Mali koordinator perlengkapan Janger Sumbersalak, Menambahkan bahwa janger di sumbersalak masih tetap eksis meski hanya sekedar latihan disetiap malam Minggu
“Kita masih tetap latihan meskipun jarang sekali kita tampil di depan umum atau ada yang nanggap, kita mengadakan latihan setiap malam minggu di pasar desa Sumbersalak, ternyata banyak masyarakat yang antusias ketika latihan hingga larut malam, karena saya menginginkan Janger ini masih eksis, jelasnya.
Maka dari itu, kata Mali, dirinya berharap agar Janger terus dijunjung dan menjiwa dalam hati sanubari masyarakat. “Kita tahu Janger menjadi ikon penting bagi masyarakat Madura, termasuk Jawa Timur. Meski terkikis oleh arus globalisasi dan moder-nisasi, Janger tetap berada di hati masyarakat,” lanjutnya. “Dan yang lebih penting lagi, peran pemerintah untuk membangkitkan kembali kesenian tradisonal khususnya janger, tanpa dukungan pemerintah kesenian tradisional akan mati bahkan akan lenyap di pangkuan bumi pertiwi. Tutup Mali
*Catata hasil liputan Penulis Crew Tires (Team Redaksi Sumbersalak) Sabtu malam 02/04/2016 hingga larut malam dipasar Desa Sumbersalak masih digelar latihan Janger meski hanya Latihan musik gending saja dan belum ada lakon.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar