By. Iwan, Sumbersalak
Catatan Perjalanan Wisata Pantai Tanjung Papuma,
Jember. Nama
pantai ini dari dulu membuatku ingin segera berlibur kesana, namun baru pada
Oktober 2013 ini, impian kecilku ini terwujud. Perjalanan dimulai dari Surabaya
pada jam 06.00 WIB, perkiraan sampai di Pantai Papuma sekitar jam 11
siang.
Pantai Tanjung Papuma (Pasir Putih Malikan) berada di Desa Lojejer,
Kecamatan Wuluhan Jember, sekitar 45 km dari pusat kota Jember, merupakan objek
wisata yang paling terkenal di Kabupaten Jember karena keindahan pantainya
dengan pasir putihnya yang bersih dan batu karang raksasa yang eksotis yang
menghiasi pantai tersebut. Jarak tempuh dari kota Pusat Kota Jember sekitar 1 - 2 jam perjalanan darat.
Sebenarnya aku belum pernah sekalipun pantai yang terkenal dengan banyak
Mitos itu. Namun tetap saja berbekal nekat dan tanya sana tanya sini pada tiap
orang di jalan, akupun dengan percaya diri menuju ke Pantai Tanjung Papuma.
Perjalanan dimulai dengan menyusuri beberapa kecamatan yang saya lintasi .
Memasuki Kecamatan Ambulu, ada sebuah petunjuk jalan yang menunjukkan arah
ke Pantai Watu Ulo dan Papuma, aku pun mengambil jalan Lurus seperti petunjuk
tersebut. Setelah itu, perjalanan berlanjut menembus Jalan Desa tepat pukul
Pukul 09.30, akhirnya aku sampai di desa tersebut Disini aku sempat berhenti
untuk menikmati segarnya es dawet hijau yang begitu menggoda, harganya sangat
murah cuma 2 ribu perak.
Setelah puas menikmati es dawet dan ketan hitamnya, perjalanan aku
lanjutkan. Akhirnya aku memasuki hutan jati yang menandakan tidak lama lagi
akan sampai di Pantai Papuma. Sebagian besar pohon-pohon jati di hutan ini
daunnya pada rontok mungkin karena musim kemarau yang begitu panjang tahun ini.
Tepat pukul 11.30 WIB akhirnya aku sampai juga di pintu masuk Pantai
Tanjung Papuma. Butuh 1 jam perjalanan dari pusat kota Jember menuju Pantai
Papuma di Jember ini. Tiket masuk wisata Pantai Papuma ini sebesar Rp 10 ribu
per orang. Dengan tiket masuk yang lumayan mahal tersebut, harusnya Pantai
Papuma ini tidak mengecewakan.
Tak percuma aku membayar tiket tersebut. Di tengah perjalanan aku sempat
berhenti dan melihat Pantai Papuma dari atas bukit, sungguh pemandangan yang
sangat indah. Jejeran perahu nelayan yang bersandar, pasir putih yang begitu
menyejukkan mata dan kemegahan batu karang raksasa di ujung pantai menjadi
perpaduan yang sangat manis dan indah tentunya.
Tak sabar ingin menginjakkan kaki di pasir putihnya, aku pun langsung
meluncur ke tempat tujuan. Ternyata di pantai sudah banyak wisatawan yang
datang. Mereka kebanyakan datang menggunakan mobil pribadi daripada motor. Itu
terlihat dari jumlah mobil yang terparkir disana. Di Pantai Papuma ini tersedia
tempat parkir khusus mobil, namun bila pengunjung ingin memarkir di dekat
pantai juga dipersilakan. Namun untuk motor, pihak pengelola tidak menyediakan
parkir khusus, motor dapat diparkir di dekat pantai dan harus dikunci dobel
untuk menjaga keamanan.
Saatnya berkeliling Pantai Papuma yang indah ini. Di sisi paling kiri pantai dibatasi oleh tebing karang yang cukup tinggi. Di sebelahnya terdapat sebuah wihara yang berwarna merah yang bentuk bangunannya sangat indah. Sayang aku gak bisa masuk kesana, karena pagarnya dikunci.
Berjalan menyusuri pantai dengan pasir yang putih dan air yang jernih
memang sangat menyenangkan meskipun saat itu matahari sedang terik-teriknya. Di
tepi laut berjejer belasan perahu nelayan yang sedang bersandar. Bentuk
perahu-perahu ini cukup unik dan ukurannya pun cukup besar. Perahu-perahu ini
seperti menghiasi laut Papuma yang biru dan cantik.
Banyak pengunjung yang bermain air dan pasir di pantai ini. Kebanyakan
mereka adalah rombongan sebuah keluarga ataupun sepasang kekasih. Panjang
Pantai Papuma ini sekitar 1 kilometer dengan hamparan pasir putih yang
menggoda. Di tengah laut terlihat dua batu karang besar yang berbentuk seperti
tikus dan katak. Bentuk tikusnya jelas sangat kelihatan dengan moncong hidung
serta matanya.
Berjalan ke sisi paling kanan terdapat ikon Pantai Papuma yaitu batu karang
raksasa yang berdiri dengan kokohnya. Tinggi batu karang raksasa ini sekitar 25
meter. Karena merupakan ikonnya Pantai Papuma, banyak yang mengambil gambar di
lokasi ini. Memang batu karang raksasa ini membuat Pantai Papuma semakin
menarik dan eksotis. Sama dengan sisi sebelah kirinya, di sisi kanan Pantai
Papuma juga dibatasi oleh tebing karang yang tinggi.
Tak lengkap rasanya kalau ke Pantai Papuma tanpa berfoto di depan karang
raksasa ini. Sebenarnya batu karang yang berdiri megah ini ada 2 buah, tapi
yang kelihatan dari pantai cuma 1. Untuk melihat batu karang raksasa yang lain
pengunjung harus menaiki tebing karang di sisi kanan pantai yang sudah diberi
fasilitas berupa tangga beton.
Di Pantai Papuma ini juga terdapat sebuah pos pantau tempat tim penyelamat
(life guard) Pantai Papuma berada letaknya tak jauh dari batu karang besar
tersebut. Jadi pantai ini cukup aman bagi anak-anak selama mematuhi peraturan
yang ada.
Karena ingin melihat batu karang yang lain, aku pun menaiki tangga beton
yang berada di tebing di sebelah pos pantau. Dari atas tebing ini pemandangannya
tak kalah indah. Ternyata batu karang yang tersembunyi ini bentuknya lebih
besar dan lebih bagus, cocok banget dijadikan objek foto. Di atas tebing
tersebut terdapat sebuah gazebo yang biasa digunakan sebagai tempat berteduh.
Setelah puas berfoto-foto di atas tebing, aku pun turun untuk berkeliling
di area yang lain. Selama di Pantai Papuma, kamu tak perlu kuatir soal makanan
dan minuman. Tersedia puluhan warung makanan yang siap melayani kamu dengan
menu-menu spesial khususnya menu seafood dan es kelapa muda. Makan siang
dengan menu ikan bakar dan es kelapa muda di tepi pantai yang indah merupakan
momen-momen yang tak terlupakan.
Untuk fasilitas, Pantai Papuma bisa dibilang sudah lengkap. Selain warung
makan terdapat juga toilet, mushola, penginapan, dan sarana bermain anak-anak.
Saat aku kesana ada juga beberapa tenda yang berdiri di pinggir pantai yang
kemungkinan milik pengelola setempat dan disewakan pada pengunjung.
Selain keindahan alamnya, di pantai ini juga hidup beberapa ekor kera yang
bergelantungan di pohon, sesekali kera-kera itu turun ke tanah untuk mencari
makanan, sisa dari pengunjung. Terlihat kera hitam dan coklat yang ada di
pantai ini. Setelah puas menikmati Pantai Papuma yang begitu eksotis dengan
batu karangnya, aku melanjutkan perjalanan ke Pantai Watu Ulo yang
letaknya bersebelahan dengan Pantai Papuma. Ditunggu ya postingan selanjutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar