Senin, 06 Oktober 2014

XPDC BROMO II : MELAWAN BADAI DI GUNUNG BROMO



Catatan Perjalanan Gunung Bromo.
Setelah di Rencanakan dengan Matang di Kampus STAIN Jember, saya dengan hasyim dan Nur Hadi Sepakat untuk memulai perjalanan panjang Yakni Gunung Bromo yang berada dikawasan Probolinggo. Tak banyak bicara dan dengan perancanaan yang mendadadak, saya dan kawan kawan tanpa babibu langsung bergegas untu memulai perjalanan panjang ini.
Maka diputuskan untuk mengggunakan alat transportasi yang murah Meriah yakni Angkutan rakyat yaitu KERETA API...
We are, Iwan Joyo, Baim, Noer Hadi, Afif, Lilik dan Hayim
Perjalalanan kami dimulai dari Mangli Kabupaten Jember Jawatimur. Dengan menaiki kerta api, banyak cerita dalam perjalanan tersebut mulai dari salah satu teman kami yang gak bayar tiket hingga kebingungan Mau BAB ..
Wal Hasil Kami sampai juga di stasiun Probolinggo. Dan disitulah salah satu teman saya Saiful Namanya asli Laweyan Probolinggo Menjemput romobongan kami. Dan kami pun langsung diajak kerumahnya dikawasan tersebut. dandisamput dengan keramahan yang luar biasa dari keluarga kecil itu..
Keesokan harinya tepat pukul 11.00 kami dan rombongan mencari transportasi untuk menuju kawasa Bromo tapi sebelumnya kami sempatkan untuk singgah di kawasan Air terjun Madakaripura. Yang konon tempat pertapaannya PATIH Gajah Mada.
 
Air Terjun MAdakaripura
Setelah mampir di Air Terjun Madakaripura, perjalanan aku lanjutkan menuju ke kawasan wisata Gunung Bromo. Perjalanan dari Air Terjun Madakaripura ke Gunung Bromo memakan waktu sekitar 40 menit dengan kondisi jalanan yang berliku dan menanjak, aku pun sempat turun dari motor karena tak kuat menanjak.

Setelah membayar tiket masuk sebesar Rp 15 ribu perorang ditambah motor Rp 3 ribu, kami menuju ke sebuah tempat khusus di depan hotel (lupa namanya) yang digunakan untuk melihat pemandangan Gunung Bromo dan Gunung Batok serta lautan pasirnya. Di tempat ini juga ada beberapa penjual bakso dan souvenir keliling yang menjajakan barang dagangannya kepada para pengunjung.  
 
Hotel Bromo Permai I (Tempat Kami nginap)
Usai menyantap semangkok bakso sembari menikmati keindahan Gunung Bromo dan Gunung Batoknya yang sungguh menakjubkan, kami berempat mencari penginapan untuk bermalam sebelum pagi-pagi sekali mengejar sunrise di Gunung Bromo. Toleh kanan toleh kiri, akhirnya pandanganku tertuju di sebuah homestay sederhana bernama Homestay Putra Bromo. Setelah negoisasi harga, kamipun beristirahat setelah seharian di jalanan.

Sebelum si pemilik homestay pergi, aku bertanya tentang jalur ke arah Bukit Penanjakan untuk melihat sunrise. Dia pun menawarkan jasa untuk mengantar sekaligus membonceng 2 teman kami ke Bukit Penanjakan esok pagi dengan tarif Rp 100 ribu, kami pun menerima tawarannya karena tidak mungkin motor kami bisa naik kesana dengan berboncengan.

Pukul 03.00 WIB alarm hpku berbunyi, mata masih sangat berat untuk dibuka, namun demi mengejar sunrise di Penanjakan, mau tidak mau kami harus beranjak dari kasur dan bergegas berangkat kesana. Jam 03.30 tepat, kami berlima menuju ke Bukit Penanjakan dengan menggunakan 3 motor.
walau Dingin, tak mematahkan semangad kami

Untuk menuju Penanjakan ataupun Gunung Bromo, kami harus melewati lautan pasir yang saat itu masih berselimut kabut. Dibutuhkan kehati-hatian untuk melewati jalur ini, karena treknya berupa pasir yang tidak cocok dengan roda motor biasa. Dari kejauhan terlihat sorotan lampu jeep yang juga menuju ke Penanjakan. Untuk sewa jeep sendiri harga paling murah sekitar Rp 450 ribu untuk maksimal 6 orang penumpang.

Ternyata benar, jalur menuju Penanjakan ini sangat berliku dengan tanjakan-tanjakan yang sangat curam. Tak sedikit aku melihat motor pengunjung lain yang berhenti di tepi jalan karena tidak kuat menanjak. Pelan tapi pasti akhirnya motor kami sampai juga di tempat parkir di Penanjakan yang sudah penuh dengan barisan jeep dan hardtop yang terparkir. Selain wisatawan lokal, banyak juga turis asing dengan segala macam peralatan kameranya untuk mengabadikan momen sunrise di Penanjakan ini.
Nyantai diluk sambil berpose bareng


Waktu masih menunjukkan pukul 04.15 WIB, kami pun mencari kehangatan di dalam warung dan memesan beberapa minuman hangat seperti kopi dan susu panas. Di Penanjakan ini, banyak terdapat warung-warung makanan dan minuman yang juga menjual barang-barang khas Bromo seperti kaos, kupluk, sarung tangan, dan syal.
Penanjakan

Waktu yang ditunggu sudah tiba. Kami pun bergegas menuju ke spot sunrise di Penanjakan. Kami harus berjalan kaki sejauh sekitar 100 meter untuk menuju ke spot sunrise ini. Spot sunrise ini tempatnya tidak terlalu luas, namun cukup untuk menampung sekitar 100 orang lebih. Disini juga terdapat bangku-bangku panjang yang biasanya digunakan sebagai pijakan kaki para pengunjung untuk melihat sunrise dan deretan pegunungan seperti Gunung Bromo, Batok, dan Semeru

Pagi itu awan sedikit menutupi langit Bromo, sehingga pemandangan sunrise yang ditunggu puluhan manusia di Bukit Penanjakan ini tidak muncul sempurna. Namun semburat jingga di langit tetap menampakkan keindahannya. Selain memburu matahari terbit, pengunjung juga mengabadikan panorama Gunung Bromo, Batok,Semeru (ada gunung lagi tapi gak tau namanya) yang memang sangat indah bila dilihat dari Penanjakan ini.
Pemuda Penakluk Bromo Tengger Semeru

Setelah puas menikmati sunrise di Penanjakan ini dan matahari sudah muncul sempurna, kami berlima menuju ke lokasi selanjutnya yaitu Gunung Bromo itu sendiri. Kami harus melewati lautan pasir lagi untuk menuju ke Gunung Bromo. Sampai di tempat parkir yang letaknya tidak jauh dari pura, pengunjung harus berjalan kaki bila ingin menuju ke kawah Gunung Bromo.

Bila tidak ingin capek, kamu bisa menggunakan jasa tenaga kuda untuk menuju ke tangga Gunung Bromo, tarifnya bervariasi tergantung kemampuan menawar kamu, bisa cuma Rp 15 ribu atau bahkan Rp 50 ribu. Karena kami ingin menikmatinya dengan santai (ngirit), berjalan kaki dengan sedikit mendaki adalah pilihan yang lebih sehat, hehehe.
Tangga Menuju Kawa Bromo

Ternyata cukup ngos-ngosan jalan kaki menuju ke tangga Gunung Bromo ini, belum lagi kami harus naik tangga yang katanya jumlahnya ratusan anak tangga dengan kemiringan yang cukup terjal. Meskipun aku terbiasa mendaki gunung, namun tetap saja aku harus beristirahat di tengah-tengah perjalanan untuk mengatur nafas yang sudah gak berirama.
 
Puncak Gunung Bromo
Kawah Gunung Bromo akhirnya ada di depan mata setelah melewati anak tangga yang cukup melelahkan. Kawah ini selalu mengeluarkan asap putih setiap saat. Di kawah ini setiap tahunnya diadakan upacara Kasodo, yang salah satu ritualnya adalah melemparkan sesajen ke dalam kawah. Sesajen-sesajen tersebut diperebutkan oleh orang-orang yang telah menunggu di bawah. Memang sedikit mengerikan bila melihatnya, orang-orang tersebut tak memakai peralatan keamanan pun saat berada di bawah sana.
Perjalanan yang mengasikkan

Selain kawahnya yang indah, di sini pengunjung biasanya berfoto dengan menggunakan Gunung Batok sebagai latar belakangnya. Banyak orang yang mengira bahwa Gunung Batok ini adalah Gunung Bromo karena bentuknya yang memang layaknya gunung pada umumnya, padahal bukan. Sebenarnya untuk melihat sunrise bisa dilakukan di Gunung Bromo, namun karena letak Bukit Penanjakan lebih tinggi dari Gunung Bromo, membuat para pengunjung lebih memilih Bukit Penanjakan dalam melihat sunrise. Sunrise di Gunung Bromo pun tak kalah indahnya dengan di Penanjakan, jadi mau pilih yang mana???

Rugi rasanya jika dari Bromo tidak dapat Oleh oleh has Bromo. maka kami memutuskan untuk mengadakan Penelitian di daerah Pegunungan Tengger, ya.... kami mengadakan penelitian cara bercocok tanam yang dilakukan oleh penduduk yang mayoritas mengandalkan tani dengan bercocok tanam yakni Kentang, Gubis, dan Bawang Prey tanam tersebut sangat cocok untuk iklim yang dingi seperti Di bromo 
Kegiatan Penelitian
sedikit, kegiatan tersebut menambah wawasan kami tentang sisi lain keindahan di bali Kehidupan Penduduk Tengger. 
jadi Rugi rasanya jika kalian ke Bromo hanya sekedar berwisata saja tanpa mengetahui seluk beluk penduduk Suku Tengger


Bersambung Ke episode Berikut nya ......................

Tidak ada komentar:

Posting Komentar